Selamat Datang di Blog Arbain

Rabu, 19 Mei 2010

TENTANG NASIHAT


Bunda Lilis StanlieMarch 26, 2010 at 5:39pm
Judul: TENTANG NASIHAT.
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM,
Assallamu'alaikum wrb,
Ketahuilah: "Barangsiapa menasihati saudaranya secara diam-diam, maka ia telah menghiasinya. Barangsiapa menasihatinya secara terang-terangan, berarti ia telah membuat aib baginya".
Dan seseorang tidak akan bisa memberimu nasihat jika ia sendiri tidak menasihati dirinya."

Setiap amal ada pahalanya dan setiap perbuatan ada pertanggung jawabannya......

Semua orang punya sudut pandang sendiri-sendiri dgn apa yg bunda tulis diatas, tapi yg bunda maksud adalah bila seseorang mempunyai satu kesalahan lebih baik ditegur dgn baik/sabar /bicara empat mata, supaya ia tidak merasa dipermalukan bila sedang dinasihati.
Dan biasanya bila kita menasihati secara diam-diam, lebih baik hasilnya daripada di-marahi/dinasihati secara keras atau diketahui orang lain kesalahannya itu.
Menasihati pada saat khutbah itu,sifatnya Umum. Jadi tidak ada kaitannya dgn yg bunda tulis .

Terimakasih atas perhatiannya ya.....
SEMOGA CATATAN KECIL INI BERMANFAAT. Amiin..

Wassallam,

Minggu, 16 Mei 2010

Kontak Saya

Terima kasih, Informasi anda sangat berguna bagi pengunjung website ini.
Petunjuk:
1. Ketik nama anda pada lajur "Nama anda"
2. Ketik alamat email anda pada lajur "Alamat email anda"
3. Ketik alamat email tujuan, karena anda ingin mengirim komentar ke alamat email saya maka ketik pada lajur "Alamat email teman" dengan arbainmaksum@yahoo.co.id
4. Ketik pesan/komentar anda
5. Ketik pada kotak verifikasi sesuai dengan huruf-huruf yang tergambar
6. Kelik KIRIM EMAIL.

Senin, 10 Mei 2010

ORANG-ORANG MISKIN DAN WANITA-WANITA AKHLI SURGA.


Bunda Lilis StanlieMarch 25, 2010 at 6:22am
Judul: ORANG-ORANG MISKIN DAN WANITA-WANITA AKHLI SURGA.
Bismillahir Rahmaanir Rahiim,
Assallamu'alaikum wrb.

Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya aku telah melihat surga,lalu aku melihat orang-orang miskin dari kalangan Muhajirin dan orang-orang Muslim masuk ke dalam surga dgn berjalan cepat .Aku tidak melihat seorangpun yg kaya masuk ke surga bersama-sama mereka,kecuali Abdurrahman bin 'Auf.
Aku melihatnya masuk ke surga bersama mereka dgn merangkak"

KEMUDIAN,Rasulullah Saw menepuk bahu putrinya Fatimah dgn tangannya ,seraya berkata :"Bergembiralah engkau,wahai Fatimah.
Sesungguhnya engkau adalah penghulu para wanita penduduk surga."

Maka Fatimah bertanya,"Bagaimanakah halnya dgn Asiah, istri Fir'aun,dan Maryam, anak perempuan Imran ?

Rasulullah Saw menjawab:"Asiah adalah penghulu para wanita di zaman nya,Maryam adalah penghulu para wanita di zamannya,Khadijah adalah penghulu para wanita di zamannya,dan engkau adalah penghulu wanita di zamanmu.

Sesungguhnya kamu semua berada dlm rumah-rumah terbuat dari emas,tidak ada ganguan dan hiruk pikuk di dalamnya.

SubhanAllah.....
Semoga catatan ini menambah pengetahuan untuk kita semua ya...

wassallam,


Bunda Lilis StanlieMarch 26, 2010 at 3:35am
Judul: TENTANG ILMU PENGETAHUAN.
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim,
Assallamu'alaikum wrb,

Segala puji hanya milik Allah,Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga tercurah atas Nabi Muhammad Saw,al-Amin. Amma ba'du.

Islam adalah Din (agama) persamaan yg menyamakan laki-laki dan wanita dlm perkara pahala dan siksa.
Dan menganjurkan keduanya untuk bertafakur tentang ciptaan Allah serta beramal untuk mencapai keridhaan-NYA.

Islam yg hanif mengajarkan kepada kita bahwa mempelajari suatu ilmu karena Allah merupakan bentuk rasa takut kepada-Nya.

Menuntut ilmu adalah ibadah.
Menelaahnya merupakan tasbih.
Mencarinya merupakan jihad.
Mengajarkan kepada orang yg tidak tahu merupakan sedeqah.
Mencurahkannya kepada keluarga merupakan amalan takarub.

Ilmu adalah penghibur ketika sendiri,teman ketika terasing dan petunjuk kepada Din.
Dengan Ilmu,Allah mengangkat derajat beberapa kaum untuk dijadikan sebagai pemimpin dan penghulu kebaikan yg diikuti petunjuk kebajikan.

Dengan Ilmu,Allah disembah,ditaati,ditauhidkan,dan diagungkan.
Dengan Ilmu,larangan-larangan Allah dijauhi,hubungan silaturahmi disambung,halal dan haram diketahui.

Dan tujuan yg luhur dan makna-makna yg indah tersebut,seoarang Muslimin atau Muslimah berusaha dgn segala upayanya untuk mencari ilmu pengetahuan dan pendalaman tentang Din nya.
Karena itu,kita lihat diantara mereka ada yg akhli hadits,akhli Fiqih,akhli ibadah dan hidup yg wara atau hidup Zuhud.


INSYAALLAH CATATAN KECIL INI AKAN BERMANFAAT DI DUNIA DAN AKHIRAT.

Senin, 26 April 2010

Cara Turunnya Al-Quran

Sebuah hadits yang diketengahkan melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan bahwa orang-orang musyrik telah berkata, "Seandainya Muhammad benar seorang Nabi seperti yang diakuinya, mengapa Rabbnya membuatnya hidup sengsara? dan mengapa Alquran itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?"

Orang-orang Yahudi berkata: "Mengapa Alquran itu tidak diturunkan kepada Muhammad sekali turun saja?". Seperti kitab-kitab dari Allah sebelumnya. Kitab Taurat kepada Musa dan Zabur kepada Daud. Anggapan orang-orang Yahudi bahwa kitab-kitab sebelum Alquran diturunkan kepada Rasul-rasul-Nya secara sekaligus adalah anggapan yang salah. Sebab kitab Taurat sendiri diturunkan dalam 18 tahun seperti diterangkan dalam beberapa nas dalam kitab Taurat. Maka Allah menolak anggapan mereka itu dan menerangkan apa sebab-sebabnya mengapa Alquran diturunkan secara berangsur-angsur. Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengan diturunkannya Alquran secara berangsur-angsur dan agar mudah dihafalkannya.

Peristiwa diatas merupakan asbabun nuzul dari Al-quran surat Al Furqaan ayat 32:

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا

Berkatalah orang-orang yang kafir:` Mengapa Al quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? `; Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya kelompok demi kelompok (QS. Al-Furqaan : 32)


Tersebut dalam firman Allah:
وَقُرْآناً فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً {106}
Artinya:
Dan Alquran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia, dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (Q.S. Al Isra': 106)
Turunnya Alquran secara berangsur-angsur memang mengandung banyak hikmah:

  1. Karena Nabi Muhammad saw tidak dapat membaca dan menulis (ummi) maka seandainya Alquran itu diturunkan kepadanya sekaligus, tentulah menjadi kesulitan baginya untuk menghafalnya dan menjaganya dari kesalahan dan kekhilafan.
  2. Supaya hafalannya lebih sempurna dan terhindar dari segala kealpaan.
  3. Seandainya Alquran itu diturunkan sekaligus, tentu syariat-syariatnyapun diturunkan sekaligus; dan yang demikian itu pasti mengakibatkan banyak kesulitan, tetapi karena turunnya berangsur-angsur maka datangnya syariatpun berangsur-angsur sehingga mudah dilaksanakan.
  4. Karena turunnya Alquran itu berangsur-angsur, maka Nabi Muhammad saw. sering berjumpa dengan malaikat Jibril sehingga banyak menerima nasihat guna menambah semangat, kesabaran dan ketabahan dalam menunaikan risalah-Nya.
  5. Karena turunnya Alquran banyak berkaitan dengan sebab-sebab turunnya seperti adanya pertanyaan-pertanyaan; peristiwa-peristiwa, kejadian, maka yang demikian itu lebih membekas dalam hati para sahabat karena merupakan pengalaman.
  6. Dengan turunnya Alquran secara berangsur-angsur mereka tidak mampu meniru Alquran walaupun satu ayat, apalagi jika Alquran itu diturunkan secara sekaligus.

Sebagian hukum syariat Islam pada permulaannya diturunkan disesuaikan dengan adat-istiadat kaum Muslimin pada waktu itu, yang kemudian setelah mereka tambah cerdas dan bertambah tebal keimanannya baru diterapkan syariat Islam yang lebih sempurna dengan ayat-ayat Alquran yang turun kemudian. Seandainya Alquran itu diturunkannya sekaligus tentu hal demikian itu tidak mungkin terjadi. Dan kami menurunkannya dan membacakannya dengan perantaraan Jibril kelompok demi kelompok.

Selasa, 13 April 2010

TENTANG SHALAT DHUHA


Bunda Lilis StanlieMarch 21, 2010 at 6:01pm
Judul: TENTANG SHALAT DHUHA.
BISMILLAHIR RAHMAANIR RAHIIM,
Assllamu-alaikum wrb,

Ada tambahan ilmu lagi ya....

"Semua yg dikerjakan anggota tubuh seseorang adalah sedeqah.Setiap tasbih yg diucapkan adalah:sedeqah.Setiap pujian yg diucapkan adalah:sedeqah.
.Ucapan Laa ilaha ill Allah adalah: sedeqah,Ucapan takbir adalah:sedeqah,menganjurkan seseorang berbuat baik adalah:sedeqah,menganjurkan meninggalkan perbuatan buruk adalah: sedeqah,dan semuanya itu disempurnakan oleh dua rakaat shalat Dhuha" (HR.Muslim).

SEMOGA CATATAN KECIL INI BERMANFAAT UNTUK KITA SEMUA.

Wassallam,


TIGA HAL UNTUK MENGINGATKAN DEKATNYA KEMATIAN.
Bismillahir Rahmaanir Rahiim,
Assslamu'alaikum wrb,



TIGA HAL UNTUK MENGINGAT DEKATNYA KEMATIAN.

1.USIA TUA.

2.RAMBUT BER-UBAN.

3.PENYAKIT.

Ketiga hal tersebut akan dijadikan suatu tanda akan dekatnya dengan kematian ,karena setelah tua apalagi yg kita tunggu.?

Dengan ber-ubannya rambut ,itu suatu warning atau peringatan
kalau usia kita sudah mulai menua.

Dengan sakit ,itupun suatu tanda yg nyata,apakah sakit kita akan sembuh?atau sakit kita berakhir pada kematian.

Diluar itu,kematian dapat terjadi pada usia muda,karena musibah,atau karena sesuatu yg Allah Swt sudah kehendaki.....

Oleh karenanya,saudaraku yg di Muliakan Allah Swt...... ,yang sudah berada di katagori ke tiga hal tersebut diatas,bersiap-siaplah dgn bekal yg banyak,dgn iman dan taqwa ,juga dgn amal sholeh jariah, yg akan dibawa oleh kita ke alam kubur sampai akhir zaman nanti.(kiamat).

Dan ternyata ,apa yg yg kita telah usahakan dgn bersusah payah selama
hidup di dunia ,tidak akan dapat menolong kita apabila , yg telah diusahakan dan didapat itu,tidak berguna untuk orang lain.

Apalagi ,apa yg telah diusahakannya itu didapatkan dgn cara-cara yg tidak halal menurut Allah Swt.

Sungguh suatu kerugian yg sangat besar,apabila dilakukannya tanpa rasa takut dan Mati sebelum bertobat,

Semoga kita semua berada dlm Khusnul hatimah diakhir usia kita nanti .amin.....


Demikian catatan kecil dari Bunda ,mudah2an bermanfaat...mohon maaf bila ada kata-kata yg kurang berkenan,karena Bundapun sama-sama masih belajar.....

Wassallam,

Cinta


di posting : -Alfi N Endarta-
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah 'Aza wa Jalla berfirman pada hari kiamat, “Di manakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini Aku akan menaungi mereka dengan naungan-Ku di saat tak ada naungan lain kecuali hanya naungan-Ku”. (HR Muslim)
Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang jatuh cinta, lalu tetap menjaga kesucian dirinya, menyembunyikan rasa cintanya dan bersabar hingga mati, maka dia termasuk mati syahid.” (HR. Hakim, Khatib, Ibnu Asakir, Dailami dll)
Rasullulah saw berpesan, “Cintailah sesuatu itu dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu benci, dan bencilah sesuatu yang tidak kamu ketahui dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu cintai." (HR. Bukhari, Abu Daud, Tirmizi, dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)
Aku mencintaimu karena agama yang ada padamu, jika kau hilangkan agama dalam dirimu, hilanglah pula cintaku padamu. (Imam Nawawi)
Apabila kamu letih karena banyak berbuat kebaikan maka sesungguhnya keletihan itu akan hilang dan setiap kebaikan yang telah kau lakukan akan kekal. Dan jika kamu senang berbuat dosa maka sesungguhnya kesenangan itu akan hilang dan dosa atas apa yang telah dilakukan akan terus kekal. (Ali bin Abi
Thalib)

Minggu, 04 April 2010

Orang-orang yang mewarisi Syurga Firdaus


Assalamu’alaikum wr wb.
Untuk tulisan kali ini saya hanya ingin menyampaikan beberapa ayat Al-qur’an yang apabila kita dapat mengamalkannya insya Allah akan memperoleh Syurga Firdaus.
Ayat-ayat tersebut adalah ayat 1 s/d 11 (ayat 10, 11 berisi penjelasan dari ayat sebelumnya).
Keterangan (tafsir) dari ayat-ayat tersebut saya kutip dari Tafsir Depag, mudah-mudahan kita dapat mengamalkannya.


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ {1}
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

IMAN kepada ALLAH yang mencakup semua rukun-rukun iman yang 6. Dalam ayat ini Allah menjelaskan, bahwa sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, dan sebaliknya amat rugilah orang-orang kafir yang tidak beriman, karena walaupun mereka menurut perhitungan banyak mengerjakan amal kebaikan, akan tetapi semua amalnya itu akan sia-sia saja di akhirat nanti, karena tidak berlandaskan iman kepada-Nya.

الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ {2}
(yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya,

KHUSYUK DALAM SALATNYA. Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan sifat yang kedua yaitu seorang mukmin yang berbahagia itu, jika salat benar-benar khusyuk dalam salatnya, pikirannya selalu mengingat Tuhan, dan memusatkan semua pikiran dan pancainderanya dan munajat kepada Allah SWT. Dia menyadari dan merasakan bahwa seorang yang salat itu benar-benar sedang berhadapan dengan Tuhannya, maka oleh karena itu seluruh badan dan jiwanya diliputi kekhusyukan, kekhidmatan dan keikhlasan, diselingi dangan rasa takut dan diselubungi dengan penuh harapan kepada Tuhannya. Maka untuk dapat memenuhi syarat kekhusyukan dalam salatnya, harus memperhatikan tiga perkara.
a. Mengerti tentang bacaannya, supaya ucapan lidahnya dapat diikuti dengan pengertiannya, sesuai dengan ayat
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Artinya:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran ataukah hati mereka terkunci?. (Q.S. Muhammad: 24)
b. Ingat kepada Allah dan takut kepada ancaman-Nya, sesuai dengan Firman-Nya:
... وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
Artinya:
Dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. (Q.S. Taha: 14)

c. Salat berarti munajat kepada Allah, pikirannya dan perasaannya harus selalu mengingat dan jangan lengah atau lalai. Para Ulama berpendapat bahwa salat yang tidak khusyuk sama dengan tubuh tidak berjiwa. Akan tetapi ketiadaan khusyuk dalam salat tidak membatalkan salat, dan tidak wajib diulang lagi.

وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ {3}
dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.

MENJAUHKAN DIRI DARI SETIAP PERBUATAN ATAU PERKATAAN YANG TIDAK BERGUNA.
Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan sifat yang ketiga, yaitu bahwa seorang mukmin yang bahagia itu ialah yang selalu menjaga waktu dan umurnya supaya jangan sia-sia. Sebagaimana ia khusyuk dalam salatnya, berpaling dari segala sesuatu kecuali dari Tuhan penciptanya, demikian pula ia berpaling dari segala perkataan yang tidak berguna bagi dirinya atau orang lain. Ia selalu menjauhkan diri dari penipuan, kelaliman, penghinaan kepada orang lain, korupsi, penyelewengan, menerima uang suap, pemborosan, penghamburan, penyalah gunaan uang yang dirumuskan dengan H.W.T yaitu: Harta, Wanita, dan Tahta (kedudukan). Mereka yakin, bahwa seluruh ucapan dan perbuatannya dicatat oleh Malaikat yang akan diperlihatkan kepada mereka nanti pada hari kiamat, dan dijadikan bahan untuk mengadili mereka sendiri. Maka atas dasar perhitungan dan keyakinan itu mereka tidak mau mengerjakan apa saja yang tidak berguna bagi dirinya sendiri, bahkan hanya menimbulkan kerugian dan penyesalan. Kekhusyukan dalam salat dapat berpengaruh kepadanya di luar salat ialah dengan berakhlak yang mulia dalam pergaulan sehari-hari meniru akhlak para Nabi dan para siddiqin.

وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ {4}
Dan orang-orang yang menunaikan zakat,

MENUNAIKAN ZAKAT WAJIB DAN DERMA YANG DIANJURKAN.
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan, bahwa sifat keempat dari orang mukmin yang berbahagia itu, ialah suka mengeluarkan zakat dan memberi derma yang dianjurkan, yang oleh mereka dipandang sebagai usaha untuk membersihkan harta dan dirinya dari sifat kikir, tamak serakah, hanya mengutamakan diri sendiri (egois), dan juga untuk meringankan penderitaan hamba-hamba Allah yang serba kekurangan, sesuai dengan firman-Nya:
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا
Artinya:
Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. (Q.S. Asy Syams: 9)

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ {5}
dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,

MENJAGA KEMALUAN DARI PERBUATAN KEJI.
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan sifat kelima dari orang mukmin yang berbahagia itu, yaitu suka menjaga kemaluannya dari setiap perbuatan keji seperti berzina, mengerjakan perbuatan kaum Lut (homosexuil), onani dan sebagainya. Bersenggama itu yang diperbolehkan oleh agama hanya dengan istri yang telah dinikahi dengan sah atau dengan jariahnya yang diperoleh dari jihad fisabilillah, karena dalam hal ini mereka tidak tercela.
Akan tetapi barang siapa yang berbuat, di luar yang tersebut itu, mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

Dalam ayat ini dan yang sebelumnya Allah SWT menjelaskan bahwa kebahagiaan seorang hamba Allah itu tergantung kepada pemeliharaan kemaluannya dari berbagai penyalahgunaan supaya tidak termasuk orang yang tercela dan melampaui batas.
Maka menahan ajakan hawa nafsu, jauh lebih ringan daripada menderita akibat-akibat buruk dari perbuatan zina itu. Allah SWT telah memerintahkan Nabi-Nya supaya menyampaikan perintah itu kepada umatnya, agar mereka menahan pandangannya dengan memicingkan mata dan memelihara kemaluannya dengan firman:
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Artinya:
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (Q.S. An Nur: 30)
Perintah seperti itu disampaikan pula kepada orang-orang yang beriman di kalangan kaum wanita. Mengapa Allah SWT memerintahkan umat Muhammad saw supaya menahan pandangan? Karena dengan jalan demikian dapat memelihara kemaluan-nya dari perbuatan zina, yang mula-mula timbul rangsangannya dari penglihatan mata. Sebagian besar dari pelanggaran-pelanggaran itu permulaannya dari pandangan mata, sebagaimana kebakaran-kebakaran yang besarpun asalnya dari percikan api yang kecil. Pandangan mata menelorkan renungan atau khayalan. Khayalan menelorkan rangsangan dan rangsangan menimbulkan langkah perbuatan. Maka hendaknya setiap orang dapat meneliti dan mengawasi setiap perkembagan dari hawa nafsunya itu dan agar selamat dari semua pengaruh yang buruk itu. Oleh sebab itu Islam membatasi pergaulan bebas antara wanita dan pria. Imam Ahmad berkata, "Saya tidak mengetahui setelah pembunuhan ada dosa yang lebih besar dari perzinaan". Pendapat beliau itu berlandaskan sebuah hadis Bukhari dari Abdullah bin Masud yang bertanya kepada Nabi saw, "Ya Rasulullah" dosa apakah yang paling besar?". Beliau menjawab, "Mengadakan sekutu bagi Allah, padahal Dialah Penciptamu. Saya bertanya lagi: Kemudian apa? Beliau menjawab, "Membunuh anakmu sendiri, karena takut akan makan bersamamu". Saya bertanya lagi, "Kemudian apa?. Beliau menjawab, "Berbuat zina dengan istri tetanggamu".
Nabi Muhammad saw karena ditanya tentang dosa yang paling besar, maka beliau menerangkan dari tiap-tiap dosa yang paling puncaknya. Dari bermacam-macam kemusyrikan, maka yang paling besar dosanya ialah mengadakan tandingan atau sekutu bagi Allah dan dari bermacam-macam pembunuhan yang paling besar dosanya ialah membunuh anak sendiri karena takut akan makan bersama-sama dan dari bermacam-macam perzinaan yang paling besar dosanya ialah berzina dengan istri tetangganya, dan kerusakan akibat perzinaan itu dapat berlipat ganda pula menurut tahap pelanggarannya. Berzina dengan seorang perempuan yang mempunyai suami lebih besar dosanya dari pada berzina dengan yang tidak bersuami, karena ada pelanggaran terhadap Allah dan terhadap suami yang dilanggar kehormatan istrinya dan kesucian tempat tidurnya, dan menodai keturunannya bilamana menyebabkan kehamilan. Dan jika suaminya kebetulan pula tetangganya, maka dosanya bertambah besar pula, karena menyakiti tetangganya, sedang Nabi saw sendiri menyatakan dalam sebuah hadis yang sahih, bahwa seseorang tidak akan masuk surga, bila tetangganya tidak merasa aman dari kecerobohan-kecerobohan akhlaknya, dan tidak ada kecerobohan yang lebih besar dari pada berbuat zina dengan istri tetangganya. Maka berzina dengan istri tetangga, dosanya lebih besar dari pada seratus kali berzina dengan perempuan yang tidak bersuami. Apa bila tetangganya ada pula hubungan famili kekeluargaan, maka dosanya bertambah besar pula, karena mengakibatkan pula putusnya silaturahmi. Dan apabila tetangganya sedang bepergian untuk keperluan ibadah seperti naik haji, pergi ke pesantren menuntut ilmu atau jihad fisabillillah, maka si penzina itu bertambah pula dosanya, dan jika ia sendiri sudah pernah kawin, maka perzinaan itu termasuk zina Muhson yang berhak mendapat hukuman rajam, dilempari dengan batu sampai mati. Dan apabila si pezina itu sudah lanjut usianya, maka dosanya bertambah besar pula, karena sudah tua masih menjadi biang keladi kejahatan.
Apabila perzinaan itu dilakukan pada waktu dan tempat yang mulia seperti waktu salat atau di bulan haram seperti Rajab, Zulkaidah, Zulhijah dan Muharam atau pada

saat dikabulkannya doa-doa atau dilakukan di tempat suci, maka dosanya bertambah besar pula. Dengan demikian, dapat diketahui, bahwa bertambah besarnya dosa itu ada kaitannya dengan beberapa kondisi, situasi dan keadaan. Oleh karena dalam ayat ini ada pengecualian, yaitu kecuali terhadap istri-istri mereka atau jariah yang mereka miliki, mungkin ada yang memahami bolehnya berbuat homoseksual dengan budak hamba sahayanya, seperti dibolehkan bersenggama dengan jariahnya. Pemahaman seperti ini keliru sekali, bahkan jika ada orang berpendapat demikian dapat dimasukkan golongan orang murtad yang dituntut supaya segera bertobat, sebab sekalian kaum Muslimin telah sepakat ijma' bahwa berbuat homosexuil dengan hamba sahayanya sendiri sama dosanya seperti berbuat demikian itu dengan orang lain. Dalam pada itu perbuatan-perbuatan tersebut masing-masing adalah perbuatan dosa besar.

إِلَّاعَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُمَلُومِينَ {6}
kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.

فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاء ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ {7}
Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ {8}
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,

MEMELIHARA AMANAT-AMANAT YANG DIPIKULNYA DAN MENEPATI JANJINYA. Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan sifat keenam dari orang mukmin yang beruntung itu, ialah suka memelihara amanat-amanat yang dipikulnya, baik dari Allah SWT ataupun dari sesama manusia, yaitu bilamana kepada mereka dititipkan barang atau uang sebagai amanat yang harus disampaikan kepada orang lain, maka mereka benar-benar menyampaikan amanat itu sebagaimana mestinya, dan tidak berbuat khianat. Demikian pula bila mereka mengadakan perjanjian, memenuhinya dengan sempurna. Mereka menjauhkan diri dari sifat kemunafikan seperti tersebut dalam sebuah hadis yang masyhur. yang menyatakan, tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu berbicara suka berdusta, jika menjanjikan sesuatu suka menyalahi dan jika diberi amanat suka berkhianat.

وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ {9}
dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.

MEMELIHARA SALAT YANG LIMA WAKTU. Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan sifat yang ketujuh , yaitu orang mukmin yang berbahagia itu selalu memelihara dan memperhatikan salatnya yang lima waktu secara sempurna dalam waktunya yang telah ditentukan dengan memenuhi persyaratan dan sebab-sebabnya. Ayat ini tidak sama dengan ayat kedua di atas, sebab di sana disebutkan bahwa mereka khusyuk dalam salatnya, sedangkan di sini disebutkan bahwa mereka selalu memelihara salat dengan tertib dan dan teratur. Kelompok ayat-ayat ini dimulai dengan menyebutkan salat dan disudahi pula dengan menyebut salat, hal ini memberi pengertian betapa pentingnya salat yang telah di jadikan tiang agama. Barangsiapa yang mendirikan salat sungguh ia telah mendirikan agama dan barangsiapa yang meninggalkan salat, sungguh ia telah merobohkan agama.
Tersebut pula dalam sebuah hadis Nabi saw:

Artinya:
Ketahuilah bahwa sebaik-baik amal perbuatanmu ialah salat, dan tidak ada orang

yang selalu berusaha dalam keadaan berwudu melainkan seorang yang beriman. (H.R. Ibnu Majah)

(Dan orang-orang yang terhadap salat mereka) dapat dibaca dalam bentuk jamak dan mufrad, yakni Shalawaatihim dan shalaatihim (mereka memeliharanya) mereka mengerjakannya tepat pada waktu-waktunya.

أُوْلَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ {10}
Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,

Mereka yang memiliki tujuh sifat yang mulia itu akan mewarisi surga, disebabkan amal kebaikan mereka selama hidup di dunia.

الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ {11}
(Yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.

Yaitu surga Firdaus yang paling tinggi, yang di atasnya berada Arasy Allah Yang Maha Pemurah, dan mereka kekal di dalamnya. Umar meriwayatkannya sebuah hadis dimana Rasulullah saw bersabda di antaranya:

Artinya:
Telah diturunkan kepadaku sepuluh ayat: Barangsiapa yang menegakkannya akan masuk surga" lalu ia membaca 10 ayat ini dari permulaan surah Al-Mukminun. (H.R. Tirmizi)

Rasulullah saw bersabda:
Sesungguhnya Allah telah membagi-bagikan akhlak di antara kamu sebagaimana Dia telah membagi-bagikan rezeki di antara kamu. Sesungguhnya Allah memberikan nikmat dunia kepada orang yang diridai-Nya dan kepada orang yang tidak diridai-Nya. Dan Dia tidak memberikan keteguhan beragama melainkan kepada yang la rida. Dan barangsiapa yang Allah berikan kepadanya keteguhan beragama, berarti Allah meridainya. Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Tidak Islam seorang hamba kecuali bila telah Islam pula batin dan lidahnya, tidak beriman dia kecuali tetangganya merasa aman terhadap kejahatannya. Para sahabat bertanya, "Apakah kejahatannya itu, Ya Rasulullah?". Rasulullah menjawab, "Penipuan”

Rabu, 31 Maret 2010

MAHAR UNTUK BIDADARI



Bunda Lilis StanlieMarch 21, 2010 at 1:36pm
Judul: MAHAR UNTUK BIDADARI.
bismilaahir rahmaanir rahiim,
Assallamu'alaikum wrb,

Bunda tulis sekali lagi ya...tentang Mahar dan Bidadari :
Salah seorang tabi'in pernah berkata: "Ketika aku tertidur lelap,aku bermimpi bertemu Wanita yg sangat cantik.Kecantikannya mampu membuat mata siapapun ingin terus tertuju kepadanya.
Ketika itu,aku bertanya kepadanya,"Siapakah engkau ini ?

Wanita itu menjawab:"Aku adalah bidadari dari surga"
Dengan penuh semangat,aku berkata kepadanya,Nikahlah dgn ku,wahai bidadari yg cantik jelita ."

"Kalau engkau mau,datanglah kepada majikanku dan lamarlah aku."
Aku yg penasaran lalu bertanya,Wahai bidadari ,mahar apakah yg harus aku berikan kepadamu?"
"Maharku adalah shalat malam,jawab bidadari cantik itu"

SUBHAN ALLAH......begitu indah dan cantiknya shalat malam .

AGAR KITA BISA MELAKUKAN SHALAT MALAM,(kiat-kiatnya):

1.JANGAN TERLAMPAU BANYAK MAKAN DAN MINUM.

2.JANGAN MEMAKSAKAN DIRI DALAM BEKERJA.
Supaya kondisi badan tidak terlampau lelah.

3.JANGAN MELAKUKAN MAKSIAT.

4.KERJAKAN SECARA BERTAHAP.
Lakukan shalat Malam dua rakaat dgn bacaan yg pendek-pendek dulu,
setelah itu secara perlahan tambahlah jumlah rakaat shalatmu secara perlahan-lahan.
Seperti belajar Al-Qur-an membiasakan shalat malam pun membutuhkan proses yg bertahap.

5.JADIKANLAH SUATU KEBIASAAN.
Seperti kita mandi setiap hari,yg tidak pernah kita lupa.Jadikanlah shalat malam sutu kebiasaan,yang jika ditinggalkan akan membuat hatimu merasa tidak tenang.

SEBAGAI PENUTUP:
Wahai orang-orang yg memiliki malam,bersunguh-sunguhlah engkau dalam mengerjakan shalat malam karena Tuhanmu mendengarkan apa yg engkau pinta.

Wahai para istri yg shaleh,ajaklah suamimu untuk mengerjakan shalat malam dan isilah rumahmu dgn kasih sayang dan kecintaan kepada-NYA.

Wahai engkau yg selalu bersunguh-sungguh dalam perbuatan,nikmatilah hasil dari kesungguhanmu itu,

SEMOGA CATATAN KECIL INI BERMANFAAT UNTUK KITA SEMUA YAA.....InsyaAllah .amin...

Wassallam,

Selasa, 30 Maret 2010

Kebenaran memang pahit


Jika kita amati kejadian-kejadian akhir-akhir ini di Negara tercinta ini sungguh memprihatinkan, orang yang menyampaikan kebenaran dengan gampang dipenjara, orang yang salah bisa menjadi benar, yang benar bisa menjadi salah.
Penasehat hukum kebanyakan (tentu tidak seluruhnya) membela orang yang terkena kasus pelanggaran hukum, bukan pada kasus hukum orang yang dibela.

Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Artinya:
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyam-paikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. Al-Maaidah (5) : 67)

Dalam sebuah Tafsir (Depag), Diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih dan Diya' dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini diturunkan pada masa permulaan Islam dan masa permulaan Rasul diperintahkan Allah melakukan dakwah secara umum. Sebagian ahli tafsir memandang, bahwa perintah Allah kepada Rasul untuk melakukan dakwah tersebut secara khusus yaitu terhadap Ahli Kitab dan yang harus disampaikan itu ialah yang dikandung oleh ayat diatas. Selanjutnya menurut Ibnu Mardawaih, Ibnu Abbas berkata:

Artinya:
Rasulullah ditanya, "Ayat manakah yang turun dari langit yang sangat berat bagimu?" Rasulullah berkata, "Aku sedang berada di Mina pada suatu musim, sedang orang-orang musyrik Arab dan masyarakat awam berkumpul pada musim tersebut. Maka datanglah kepadaku Jibril membacakan ayat ini." Kata Nabi, "Lantas aku berdiri di Aqabah lalu menyeru, "Wahai sekalian manusia siapakah di antaramu yang menolong aku untuk menyampaikan amanat-amanat Tuhanku dan kamu akan memperoleh surga. Hai sekalian manusia katakanlah tidak ada Tuhan melainkan Allah dan aku (Muhammad) adalah utusan Allah kepadamu niscaya kamu akan berbahagia selamat senantiasa dan kamu memperoleh surga." Kata Nabi, "Tidak ada seorang pun baik laki-laki maupun perempuan, baik hamba sahaya perempuan dan anak-anak kecil, melainkan semua mereka itu melempariku dengan tanah dan batu sambil berteriak, "Pendusta yang murtad!" Kemudian muncullah seseorang dan berkata, "Hai Muhammad, jika engkau Rasulullah maka sudah sampailah waktunya engkau mendoakan kecelakaan atas mereka itu sebagaimana Nabi Nuh mendoakan kecelakaan atas kaumnya." Maka berkata Rasulullah saw., "Hai Tuhanku, beri petunjuklah kaumku ini, karena mereka tidak mengetahui dan tolonglah aku supaya mereka mengikuti ajakan-ajakanku agar mereka taat kepadamu." Kemudian datanglah Abbas paman Rasul menolongnya dan mengusir orang-orang itu."
(Rasyid Rida, Aal-Manar, juz 6, hal. 467)

Lalu bagaimanakah sikap kita sebagai khalifah diatas bumi? Masihkah selalu menyembunyikan kebenaran?

Terima kasih, mudah-mudahan Allah SWT selalu melindungi orang-orang yang menyampaikan kebenaran, amin ya Robbal alamin.

NILAI UMUR




Bunda Lilis StanlieMarch 20, 2010 at 2:22pm
Judul: NILAI UMUR.
Bismillaahir rahmaanir rahiim,
Assallamu'alaikum wrb,


NILAI UMUR: sama dgn menambah kebaikan atau memperbanyak kesalahan. Dan nilai umur pada hakekatnya hanyalah menunggu.
Sedangkan menunggu adalah pekerjaan yg paling berat dan membosankan.

Hampir seluruh kegiatan manusia hanyalah menunggu.
Bangun pagi menunggu sarapan,,menuju pekerjaan menunggu kendaraan,selesai pekerjaan menunggu pulang,pegawai bawahan menunggu naik pangkat (kenaikan upah),pegawai berumur menunggu
pensiun,orang kaya menunggu bertambah kaya,orang miskin menunggu bala bantuan,orang sengsara menunggu ada kesempatan baik dan perubahan.

Anak bayi menunggu balita,orang dewasa menunggu dikawinkan,dan
orang tua menunggu mati.

Pagi menunggu siang,siang menunggu malam,hari menunggu minggu,bulan menunggu tahun dan akhirnya hidup menunggu mati.

Kemanapun manusia,pasti yg mereka tunggu adalah mati,tidak akan ditemukan orang yg hidup abadi dan tidak akan didapatkan orang yg tidak akan mati.Silahkan mencari obat segala penyakit,tapi pasti tidak akan menyembuhkan penyakit mati.

Wahai saudaraku yg tidak menginginkan penderitaan abadi,,,, Kita datang ke dunia ini hanya untuk mencari bekal,janganlah terlena dgn permainan dunia,manfaatkanlah setiap peluang untuk menebus hutang kepada Allah Swt,untuk menebus dosa yg telah kita lakukan,dgn mengisi amal kebajikan dan mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya .

Waspadalah dgn batasnya ajal.....,jangan sampai terlambat dan menyesal,karena waktu mati tidak pernah diberi tahu,siapkan Taqwa karena itulah bekal yg paling tepat untuk menuju negeri Akhirat.


SEMOGA CATATAN KECIL INI BERGUNA UNTUK KITA SEMUANYA......

Wassallam,

Senin, 29 Maret 2010

Berbagi Ilmu


Assalamu’alaikum wr wb.

Sebuah hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, beliau bersabda:
Artinya:
Barangsiapa ditanyakan kepadanya tentang sesuatu ilmu yang diketahuinya tetapi tidak mau menerangkannya kepada penanya itu, maka Allah akan membelenggunya dengan belenggu api pada hari kiamat. (HR Ibnu Majah dari Abu Hurairah).

Dalam tulisan saya terdahulu telah sama-sama kita ketahui bahwa salah satu amalan di dunia yang tetap terus ada nilainya adalah “ilmu yang bermanfaat”.
Selama ilmu yang diajarkan itu dapat dimanfaatkan/diamalkan oleh orang yang menerima ilmu itu maka pahala akan terus mengalir kepada si pemberi ilmu.

Di zaman sekarang, adakah seseorang yang memiliki banyak ilmu bermanfaat, tetapi “pelit” memberikannya kepada orang lain?, adakah orang yang bila ditanya enggan menjawab?, adakah orang akan merasa “tersaingi” jika ia menularkan ilmunya kepada orang lain?, adakah orang yang tidak ikhlas apabila diminta memberikan Tausiyahnya?.
Jika masih ada, maka dalam diri orang itu ada yang perlu diperbaiki, Na udzubillahi min dzalik.

Maka kita sebagai umat Rasulullah Muhammad saw seyogyanya mau saling memberi dan menerima ilmu-ilmu yang bermanfaat walaupun sedikit.

Ingat ancaman dalam surat Al-Baqarah ayat 159, Allah SWT berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِن بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَـئِكَ يَلعَنُهُمُ اللّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati,

Terima kasih, mudah-mudahan yang sedikit ini ada manfaatnya.
Wassalamu’alaikum wr wb.

RALAT......BERSHALAWATLAH.



Bunda Lilis Stanlie 20 Maret jam 13:26 Balas
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM...............
Assallamu'alaikum wrb,

Para sahabat bertanya pada Rasulullah Saw:"Bagaimana (cara) kami ber shalawat untukmu ?"Maka Rasulullah Saw menjawab,katakanlah:

"ALLAAHUMMA SHALLI 'ALAA MUHAMMADIW WA 'ALAA AALI MUHAMMAD,KAMAA SHAIIAITA 'ALAA IBRAAHIIM WA 'ALAA AALI IBRAHIIM,WA BAARIK 'ALAA MUHAMMADIW WA 'ALAA AALI MUHAMMAD,KAMAA BAARAKTA 'ALAA IBRAAHIIM WA 'ALAA AALI IBRAAHIIM,FIL AALAMIINA INNAKA HAMIIDUM MAJIID. "

artinya ;
Ya Allah,limpahkanlah shalawat-Mu kepada Muhammad,hamba-Mu
dan atas keluarganya,sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat
kepada Ibrahiim dan keluarganya.
Dan limpahkanlah berkah atas Muhammad dan keluarganya,sebagai
mana Engkau telah melimpahkan berkah atas Ibrahiim dan keluarga
nya.Sungguh Engkau adalah Yg Maha Terpuji lagi Maha Mulia .

SHALAWAT-SHALAWAT yang lain:
Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammadiw wa 'alaa aalihii wa Shahbihii wa sallim.
ARTINYA:
Ya Allah,limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada Nabi Muhammad Saw,keluarganya dan para sahabatnya.)

ATAU:
Allaahumma shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa Muhammadiw wa 'alaa alli sayyidinaa Muhammad .

Dan masih banyak lagi Shalawat-shalawat yang lain,misalnya:
SHALAWAT MUNFARIJAH atau SHALAWAT TAFRIJIAH.

TIDAK LUPA,setelah membaca Shalawat,membaca do'a:
ALLAAHUMMA INNA NAS'ALUKA RIDAKA WAL-JANNATA WA NA'UZU BIKA MIN SAKHATIKA WAN-NAR.

RABBANA ATINA FID-DUN-YA HASA-NATAN WA FIL-AKHIRATI HASANATTAN WA QINA 'AZABAN-NAR.

Artinya;
Ya Allah,sesungguhnya kami memohon keridhaan-Mu dan surga-Mu.kami berlindung pada-Mu dari kemurkaan-Mu dan siksa neraka.
Wahai Tuhan kami,berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat,dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka.amin.

Wassallam,

Minggu, 28 Maret 2010

Al-Quran


Assalamu'alaikum wr wb.

Al-Quran untuk siapa?
Tentu jawabannya untuk kita, sebagai umat Rasul Muhammad SAW.
Pertanyaan berikutnya umat Rasul Muhammad yang mana?
Jawabannya tentu umat Rasul yang masih hidup, alasannya karena membaca, memahami,
mentadabburi dan mengimplementasikan isinya adalah suatu amal ibadah, maka bagi orang yang sudah meninggal dunia hubungannya dengan Al-Quran sudah putus, karena Rasulullah SAW telah bersabda : "Putus amal ibadah Orang yang sudah meninggal dunia, kecuali tiga hal :
1. Ilmu yang bermanfaat,
2. Amal Sodaqoh yang berguna bagi masyarakat,
3. Do'a anak yang sholeh".

Permasalahannya sekarang adalah banyak orang-orang yang menganut faham-faham (mentradisikan)misalnya, kalau ada orang Islam yang meniggal dunia nyetel tape recorder dengan memperdengarkan rekaman membaca Al-Quran, orang yang meninggal dibacakan Al-Quran (Surat Yaasin) yang seolah-olah pahala orang yang membaca Al-Quran bisa di hadiahkan ke si mayit.

Lalu ada pula yang menganut faham bahwa anak dalam konteks ini adalah anak kandung, sehingga apabila dimintai bantuannya oleh orang lain untuk mendoakan umat Islam yang telah meninggal dia menolak.

Mudah-mudahan kita ditakdirkan oleh Allah SWT menjadi anak yang sholeh, sehingga do'a kita untuk orang tua kita dan orang Islam yang lain selalu diterima oleh Allah SWT.

Bagi anak yang telah ditinggal orang tuanya ada beberapa amal yang baik untuk dilaksanakan:
1. Mendo'akan,
2. Menyambung silaturrahim dengan sahabat dan kerabat orang tua,
3. Melaksanakan apa yang pernah diniatkan oleh orang tua,
4. Bayarkan hutangnya (kalau ada).

Terima kasih, mudah-mudahan yang sedikit ini ada manfaatnya.
Wassalamu'alaikum wr wb.

Kamis, 25 Maret 2010

BER-SHALAWATLAH


Bunda Lilis StanlieMarch 19, 2010 at 2:56pm
Judul: BER-SHALAWATLAH.
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM...............
Assallamu'alaikum wrb,

Para sahabat bertanya pada Rasulullah Saw:"Bagaimana (cara) kami ber shalawat untukmu ?"Maka Rasulullah Saw menjawab,katakanlah:

"ALLAAHUMMA SHALLI 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIW WA 'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD,KAMAA SHAIIAITA 'ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA 'ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAHIIM,WA BAARIK 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIW WA 'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD,KAMAA BAARAKTA 'ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA 'ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM,FIL AALAMIINA INNAKA HAMIIDUM MAJIID. "
artinya :
Ya Allah,limpahkanlah shalawat-Mu kepada Nabi Muhammad,hamba-Mu
dan atas keluarganya,sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat
kepada Nabi Ibrahiim dan keluarganya.
Dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad dan keluarganya,sebagai
mana Engkau telah melimpahkan berkah atas nabi Ibrahiim dan keluarga
nya.Sungguh Engkau adalah Yg Maha Terpuji lagi Maha Mulia .

SHALAWAT-SHALAWAT yang lain:
Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammadiw wa 'alaa aalihii wa Shahbihii wa sallim.
ARTINYA:
Ya Allah,limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada Nabi Muhammad Saw,keluarganya dan para sahabatnya.)

ATAU:
Allaahumma shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa Muhammadiw wa 'alaa alli sayyidinaa Muhammad .

Dan masih banyak lagi Shalawat-shalawat yang lain,misalnya:
SHALAWAT MUNFARIJAH atau SHALAWAT TAFRIJIAH.

TIDAK LUPA,setelah membaca Shalawat,membaca do'a:
ALLAAHUMMA INNA NAS'ALUKA RIDAKA WAL-JANNATA WA NA'UZU BIKA MIN SAKHATIKA WAN-NAR.

RABBANA ATINA FID-DUN-YA HASA-NATAN WA FIL-AKHIRATI HASANATTAN WA QINA 'AZABAN-NAR.

Artinya;
Ya Allah,sesungguhnya kami memohon keridhaan-Mu dan surga-Mu.kami berlindung pada-Mu dari kemurkaan-Mu dan siksa neraka.
Wahai Tuhan kami,berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat,dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka.amin.

Wassallam,